Senin, 27 Januari 2014

makalah ethum tentang manajemen dan etika kepemimpinan keperawatan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pada era globalisasi, dalam dunia keperawatan  keperawatan tidak hanya melakukan dengan kepemimpinan. Namun harus memiliki gaya kepemimpinan yang berdasarkan nilai-nilai luhur keperawatan yang didasarkan pada falsafah keperawatan dengan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat melalui manajemen operasional dan manajemen asuhan keperawatan. Perkembangan pelayanan keperawatan tidak terlepas dari perkembangan global sehingga berpengaruh terhadap sistem pelayanan kesehatan. Semua bentuk dari organisasi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan pendidikan kesehatan sangat memerlukan manajemen dan etika keperawatan.
Manajemen adalah Ilmu dan seni mengatur pemanfaatan SDM dan sumber lainya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Dalam dunia keperawatan tentunya pelaksanaan manajemen keperawatan adalah salah satu pokok hal yang mempengaruhi semua proses keperawatan. Dan tindakan keperawatan dan segala hal yang berkaitan dengan keperawatan juga tidak terlepas dari manajemen keperawatan ini. Menerapkan kepemimpinan dalam keperawatan merupakan tanggung jawab perawat, melalui kepemimpinan yang efektif diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan. Untuk itu diperlukan suatu keterampilan kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif dilakukan sebagai suatu rantai yang kokoh, dimana satu dengan lainnya saling berhubungan.






1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka ditarik rumusan masalah yang akan dibahas didalam makalah ini adalah :
1.      Apa yang dimaksud manajemen?
2.      Bagaimana cara menerapkan manajemen keperawatan?
3.      Apa yang dimaksud kepemimpinan?
4.      Bagaimana cara menerapkan kepimpinan keperawatan?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah etika dan hukum keperawatan dan memperoleh nilai yang baik dari mata kuliah ini.
2.     Memberi penjelasan tentang Manajemen dan etika kepemimpinan

1.4   Manfaat Penulisan
Dengan selesainya penulisan makalah ini penulis mempunyai sedikit harapan pada masa yang akan datang semoga makalah ini mudah – mudahan bermanfaat sebagai berikut :
1.      Menambah ilmu pengetahuan tentang manajemen dan etika kepemimpinan
2.      Dapat menjadi masukan bagi penulis sendiri dan para pembaca.










BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Manajemen
Beberapa pengertian manajemen  menurut para ahli:
1.    Stoner,dalam handoko H(1986) menjelaskan bahwa manajemen adalah proses perencanaan,pengoorganisasian,pengarahan,dan pengawasan  usaha para anggota dan pengguna sumber daya organisasi lainnya agar lebih mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.    Henri fayol,dalam Swansburg (1990) mengidentifikasikan kegiatan administrator adalah fungsi perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, dan kontrol.
3.    Manajemen adalah proses yang dilakukan satu atau lebih individu untuk mengoordinasikan berbagai aktivitas lain guna mencapai hasil yang tidak bisa dicapai apabila individu bertindak sendiri. Menurut petter Drucket dalam Gibson Donnelly(1995),manajemen membuat manusia menjadi lebih produktif.
4.    Menurut Soeharto E(2007) manajemen sumber daya  manusia adalah bidang yang urusan yang berkaitan dengan manusia yang berdampingan dengan lingkungan kerjanya,baik prusahaan pemerintah,swasta,maupun organisasi sosial.
Jadi, kesimpulan dari pengertian beberapa ahli manajemen adalah Ilmu dan seni mengatur pemanfaatan SDM dan sumber lainya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Proses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem terbuka dimana masing – masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Karena merupakan suatu sistem maka akan terdiri dari lima elemen yaitu input, proses, output, kontrol dan mekanisme umpan balik. Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personel, peralatan dan fasilitas. Proses dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. Output adalah asuhan keperawatan, pengembangan staf dan riset. Kontrol yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk budget dari bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur yang standar dan akreditasi. Mekanisme timbal balik berupa laporan finansial, audit keperawatan, survey kendali mutu dan penampilan kerja perawat.

2.2  Prinsip-prinsip Manajemen Keperawatan
            Prinsip-Prinsip yang Mendasari Manajemen Keperawatan adalah :
  1. Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan karena melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang efektif dan terencana.
  2. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif. Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
  3. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan keputusan di berbergai tingkat manajerial.
  4. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian manajer perawat dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan poin utama dari seluruh tujuan keperawatan.
  5. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.
  6. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.
  7. Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan penampilan kerja yang baik.
  8. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian diantara pegawai.
Berdasarkan prinsip – prinsip diatas maka para manajer dan administrator seyogyanya bekerja bersama – sama dalam perenacanaan dan pengorganisasian serta fungsi – fungsi manajemen lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

2.3              Perkembangan Manajemen Keperawatan
Perkembangan pelayanan keperawatan tidak terlepas dari perkembangan global sehingga berpengaruh terhadap sistim pelayanan kesehatan. Dampak positif Meningkatnya mutu pelayanan, Tersedianya tenaga kesehatan sesuai dengan keahlian dan Bertambahnya kesempatan kerja bagi tenaga perawat. Adapun  dampak negatif Terjadinya persaingan yang semakin ketat,  Berubahnya filosofi pelayanan kesehatan dari fungsi sosial ke fungsi komersial serta Terjadinya gap pemerataan pelayanan antara kota dan desa dan Tidak sesuainya kebutuhan pelayanan yang dibutuhkan masyarakat sedangkan Prinsip Umum dalam Manajemen Keperawatan, yaitu : Sebagai Fungsi Perencanaan Merupakan fungsi manajemen yang terpenting yang terdiri dari unsur,standar, pengetahuan dan ketrampilan dalam mencapai tujuan yang berupa strategi, tanggungjawab, kebijakan dan anggaran.
2.4  Etika
Etik atau ethics berasal dari kata yunani, yaitu etos yang artinya adat, kebiasaaan, perilaku arti dalam penggunaan umum. Pertama, etik mengacu pada metode penyelidikan yang membantu orang memahami moralitas perilaku manuia; yaitu, etik adalah studi moralitas. Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perlaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawan moral.
(Nila Ismani, 2001)
 Ketika digunakan dalam acara ini, etik adalah suatu aktifitas; etik adalah cara memandang atau menyelidiki isu tertentu mengenai perilaku manusia. Kedua, etik mengacu pada praktek, keyakinan, dan standar perilaku kelompok tertentu (misalnya : etik dokter, etik perawat).
Etika berbagai profesi digariskan dalam kode etik yang bersumber dari martabat dan hak manusia (yang memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari profesi.
Moral istilah ini berasal dari bahasa latin yang berarti adat dan kebiasaan. Pengertian moral adalah perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang merupakan “standar perilaku” dan nilai-nilai” yang harus diperhatikan bila seseorang menjadi anggota masyarakat di mana ia tinggal. Etiket atau adat merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang, serta menjadi suatu kebiasaan didalam masyarakat, baik berupa kata-kata atau suatu bentuk perbuatan yang nyata.

2.5  Kepemimpinan dalam Keperawatan
          A.    Pengertian / Istilah
1        Kepemimpinan
a.       Menurut Stogdill :
Proses mempengaruhi aktifitas suatu kelompok yang terorganisasi dalam usahanya mencapai penetapan tujuan dan pencapaian tujuan
b.      Menurut Gardner:
Proses bujukan dan contoh dimana seseorang individu atau tim kepemimpinan mempengaruhi kelompok untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan tujuan pemimpin tersebut atau sesuai dengan tujuan bersama
c.       Menurut Merton:
Kepemimpinan sebagai suatu transaksi sosial dimana seseorang mempengaruhi orang lain.
d.      Menurut Mc Gregor:
Kepemimpinan merupakan suatu hubungan yang sangat kompleks yang berubah bersama waktu seperti perubahan yang dilakukan oleh manajemen, serikat kerja atau kekuatan luar.
e.       Menurut Talbott:
Kepemimpinan merupakan bahan vital yang merubah suatu kerumunan  orang menjadi organisasi yang berfungsi dan bermamfaat.
Jadi, Kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan dan menggerakkan orang lain agar mau bekerja sama sebagai suatu tim dibawah kepemimpinannya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2.    Pemimpin
Adalah seorang yang akan diikuti / dipatuhi oleh orang lain secara sukarela / tanpa paksaan. (Lundberg, 1982)
3. Manager
Adalah seorang yang melaksanakan fungsi menejerial.
B.            Karateristik Pemimpin yang baik
Pemimpin yang baik hendaknya memiliki karateristik sebagai berikut:
1.      Tanggung Jawab yang Seimbang.
Keseimbangan dini adalah antara tanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang yang harus mengerjakan pekerjaan tersebut.
2.      Mode Perencanaan yang Positif.
Seorang pemimpin yang baik harus dapat dijadikan panutan dan contoh oleh bawahannya. Misalnya ia mengharapkan bawahannya untuk tepat waktu. Maka pemimpin tersebut harus bersikap tepat waktu dalam memenuhi janji atau melaksanakan tugasnya.
3.      Memilih Keterampilan Komunikasi Yang Baik
Pemimpin harus dapat menyampaikan ide-idenya secara singkat dan jelas, serta dengan cara yang tepat.
4.      Memiliki Pengaruh yang Positif.
Seorang pemimpin yang baik memiliki pengaruh terhadap bawahannya  dan menggunakan pengaruh tersebut untuk hal hal yang positif.
5.      Mempunyai Kemampuan Untuk Meyakini Orang Lain
Peminpin yang sukses adalah pemimpin yang dapat menggunakan keterampilan komunikasi dan pengaruhnya untuk meyakinkan orang lain terhadap ide-idenya / sudut pandangnya serta mengarahkan mereka pada tanggung jawab terhadap ide / sudut pandangnya tersebut.

C.            Gaya Kepemimpinan
Adalah suatu cara yang digunakan peminpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Umumnya dikenal 5 gaya kepemimpinan, yakni:
1.      Kepemimpinan otokratis.
Disebut juga kepemimpinan diktator atau direktif. Orang yang menganut pendekatan ini mengambil keputusan tanpa berkonsultasi dengan para bawahannya yang harus melaksanakan keputusannya atau karyawan yang dipengaruhi keputusan tersebut.
2.      Kepemimpinan demokratis.
Gaya kepemimpinan ini dikenal pula dengan kepemimpinan konsultif atau konsensus. Orang yang menganut pendekatan ini melibatkan para karyawan yang harus melaksanakan keputusan dalam proses perbuatannya. Sebenarnya yang membuat keputusan akhir adalah pemimpin, namun sebelumnya telah menerima masukan dan rekomendasi dari anggota tim.
3.      Kepemimpinan partisipatif.
Gaya kepemimpinan ini juga dikenal dengan istilah kepemimpinan terbuka, bebas dan non directif. Orang yang menganut pendekatan ini hanya sedikit memegang kendali dalam proses pengambilan keputusan. Ia menyajikan informasi mengenai sesuatu permasalahan dan memberikan kesempatan kepada anggota tim ( bawahan ) untuk mengembangkan strategi dan pemecahannya.
4.      Kepemimpinan berorientasi pada tujuan
Gaya kepemimpinan ini juga disebut kepemimpinan berdasarkan hasil-hasil atau sasaran. Orang yang menganut pendekatan ini meminta anggota tim / bawahannya untuk memusatkan perhatian hanya pada tujuan / sasaran yang ada.
5.      Kepemimpinan situasional.
Gaya kepemimpinan ini dikeanl sebagai kepemimpinan tidak tetap. Asumsi yang digunakan dalam gaya ini adalah bahwa tidak ada suatupun gaya kepemimpinan yang tepat bagi setiap manager dalam semua kondisi.

Pada era globalisasi, dalam dunia keperawatan para manager keperawatan tidak hanya melakukan pendekatan terhadap 5 gaya kepemimpinan yang disebut diatas. Namun harus memiliki gaya kepemimpinan yang berdasarkan nilai-nilai luhur keperawatan yang didasarkan pada falsafah keperawatan dengan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat melalui manajemen operasional dan manajemen asuhan keperawatan.

D.            Pemimpin Keperawatan ( Nursing Manager)
Kepemimpinan keperawatan mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pasien meskipun mereka kelihatannya jauh dari pasien. Para pemimpin keperawatan melakukan kontak dengan pasien secara langsung maupun tidak langsung.  Stomer (1985) mengemukakan sebaiknya seorang pemimpin keperawatan / manager keperawatan mendorong stafnya untuk melaksanakan melalui:
1.      Membuat kebijaksanaan yang jelas dan mendorong perilaku etikal.
2.      Tanggung jawab kepemimpinan.
3.      Menyebarluaskan kode etik melalui teknik kerja yang aktif.
4.      Mendorong staf untuk menambah pengetahuannya melalui kursus-kursus, pelatihan atau pendidikan keperawatan berkelanjutan.

Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjadi seorang pemimpin keperawatan yang sukses adalah sebagai berikut:
1.      Meluaskan pandangan hari ini kemasa depan
2.      Mengetahui posisi diri.
3.      Sensitif terhadap masalah dan melihat pengaruhnya.
4.      Mengikuti  kecenderungan / perubahan-perubahan.
5.      Mempelajari alat / hal-hal yang harus dikuasai
6.      Berfikir terus-menerus
7.      Pendengar yang baik.
8.      Mempelajari peraturan.
9.      Mencegah merendahkan orang lain.
10.  Mengembangkan keadaan yang tidak menentang.
11.  Belajar mempercayai.
12.  Meningkatkan harga diri.
13.  Gembira.
14.  Berusaha untuk maju.
15.  Menjadi seorang pemimpin.
Dengan demikian seorang pemimpin keperawatan harus memahami kunci-kunci keterampilan dalam manajemen keperawatan antara lain:
1.      Keterampilan berkomunikasi.
2.      Keterampilan memberi motivasi kepada staf.
3.      Keterampilan kepemimpinan.
4.      Keterampilan mengatur waktu.
5.      Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan.

E.             Penerapan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
Mengimplementasikan kepemimpinan dalam keperawatan merupakan tanggung jawab perawat, melalui kepemimpinan yang efektif diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan. Untuk itu diperlukan suatu keterampilan kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif divisualisasikan sebagai suatu rantai yang kokoh, dimana satu dengan lainnya saling berhubungan.
Menurut Kron (1981), dalam bukunya "The Management of Patient Care " memaparkan tentang kegiatan-kegiatan untuk mencapai kepemimpinan yang efektif melalui :
1.      Perencanaan dan pengorganisasian.
Adalah pekerjaan / kegiatan yang harus dilakukan oleh perawat. Untuk itu diperlukan koordinasi sehingga semua kegiatan dapat dikerjakan dengan baik. Adalah menjadi suatu kewajiban perawat menciptakan suasana yang memberikan kenyamanan dan keamanan pada pasien melalui suatu pengorganisasian yang baik.





2.      Membuat penegasan dan memberi pengarahan (making assigments and giving directions)
Dengan berbagai metode dalam memberi penugasan di rumah sakit maka diperlukan memberi pengarahan secara jelas dan singkat.
3.      Memberi bimbingan (Providing guidence)
Bimbingan adalah suatu alat yang penting dalam keperawatan. Pemimpin harus memiliki kemampuan untuk membantu stafnya dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan, sehingga pasien mendapat kepuasan dalam asuhan keperawatan.
4.      Mendorong kerja sama dan partisipasi (Encouraging cooperation and participation)
Kerjasama merupakan hubungan yang erat untuk dapat berpartisipasi, misalnya perawat melakukan kesalahan maka berikan informasi dan jelaskan melalui suatu diskusi. Hargai upaya yang telah dilakukan sehingga nanti dapat mengkoreksi kesalahannya. Oleh karena itu proses kepemimpinan keperawatan dalam kerja sama tim (team work) adalah sangat penting sehingga dapat meningkatkan kerja sama antara perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
5.      Mengkoordinasikan kegiatan ( Coordinating Activities)
Mengkoordinasikan kegiatan dalam suatu unit/ruangan merupakan kegiatan yang penting dalam kepemimpinan keperawatan. diinformasikan kepada perawat tentang kegiatan yang ada diruangan, dibutuhkan juga laporan tentang pencapaian pekerjaan oleh staf perawat.
6.      Observasi/supervisi (Observing or Supervising)
Mengawasi staf perawat dan pekerjaannya merupakan tanggung jawab yang besar dari seorang pemimpin keperawatan. Dibutuhkan kemampuan untuk meneliti asuhan keperawatan yang dibedakan pada pasien dengan aspek individunya. Untuk dibutuhkan juga di dalam pengawasan / observasi tidak hanya penampilan fisik tetapi kemungkinan emosi dan pengertian dari staf dalam memberi asuhan keperawatan.
7.      Evaluasi Hasil penampilan kerja (evaluating performance results)
Evaluasi merupakan proses berkelanjutan untuk menganalisa kekuatan dan kelemahan staf dalam bekerja sehingga dapat mendorong mereka bekerja dengan baik. Seorang pemimpin juga harus mengevaluasi dirinya sendiri baik sebagai perawat ataupun sebagai peminpin secara jujur.





























BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Manajemen adalah Ilmu dan seni mengatur pemanfaatan SDM dan sumber lainya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Proses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem terbuka dimana masing – masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Karena merupakan suatu sistem maka akan terdiri dari lima elemen yaitu input, proses, output, kontrol dan mekanisme umpan balik.
            Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab moral.
(Nila Ismani, 2001).
          Kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan dan menggerakkan orang lain agar mau bekerja sama sebagai suatu tim dibawah kepemimpinannya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pemimpin yang baik hendaknya memiliki karateristik seperti Tanggung Jawab yang Seimbang, Mode Perencanaan yang Positif, Memilih Keterampilan Komunikasi Yang Baik,dll.
         

           









DAFTAR PUSTAKA
1.      Azrul Anwar ( 1996 ), Pengantar administrasi kesehatan, Binarupa Aksara,   Jakarta.

2.      —————- ( 1996 ),  Kepemimpinan    keperawatan     dalam    gerakan      inovasi  keperawatan  ( makalah  disampaikan  pada  seminar    keperawatan   di   PAM Keperawatan Soetopo, Surabaya ).

3.      Djoko Wiyono ( 1997 ), Manajemen    kepemimpinan    dan    organisasi   kesehatan,   Airlangga University Press, Surabaya.

4.      La Monika Elaine L ( 1998 ), Kepemimpinan   dan  manajemen  keperawatan,   EGC,  Jakarta.    

5.             Swanburg Russel C. ( 2000 ), Pengantar kepemimpinan & manajemen  keperawatan,  EGC, Jakarta.

6.      Nursalam (2002) Manajemen Keperawatan; Aplikasi pada praktek perawatan profesional, Salemba Medika, Jakarta
M.App.Sc., Kepemimpinan & manajemen Keperawatan, EGC, Jakarta, 1998.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar