Senin, 27 Januari 2014

makalah pkp tentang konsep keperawatan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Konsep merupakan suatu ide di mana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol - simbol yang nyata, sedangkan Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan  suatu bentuk  pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya  ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan  merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman.
Konsep keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat profesional dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia (biologis,psikologis,sosial dan spiritual) yang dapat ditujukan kepada individu,keluarga atau masyarakat dalam rentang sehat-sakit.  
Dalam dunia keperawatan, masyarakat secara umum masih memandang profesi keperawatan sebagai profesi asistensi dokter atau perkerja sosial yang sifatnya membantu orang sakit atas instruksi – instruksi dokter bahkan dikalangan praktisi perawat pun kadang – kadang masih memiliki pandangan yang tidak utuh terhadap profesinya sendiri, hal ini dapat dilihat di beberapa pelayanan kesehatan, pelayanan keperawatan masih bersifat vokasional belum sepenuhnya beralih ke pelayanan yang profesional. Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang  kesehatan yang senantiasa berkembang. Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar  rumah sakit Indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlunya mempelajari Teori dan Model Konsep Keperawatan yang telah ada sebagai salah satu kunci dalam mengembangkan ilmu dan praktek, serta profesi keperawatan di Indonesia.






1.2  Rumusan Masalah
Guna untuk menyamakan persepsi antara penulis dengan pembaca dengan demikian akan membuat makalah ini lebih bermanfaat oleh sebab itu penulis akan mengkhususkan makalah ini kedalam beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
  1. Bagaimana konsep keperawatan?
  2. Bagaimana teori keperawatan ?
  3. Bagaimana bentuk asuhan keperawatan ?

1.3   Manfaat Penulisan
Dengan selesainya penulisan makalah ini penulis mempunyai sedikit harapan pada masa yang akan datang semoga makalah ini mudah – mudahan bermanfaat sebagai berikut :
  1. Menambah ilmu pengetahuan penulis khususnya dalam konsep keperawatan
  2. Dapat menjadi masukan bagi penulis sendiri dan para pembaca
1.4    Tujuan Penulisan

1.      Mampu menjelaskan konsep keperawatan
2.      Mampu menjelaskan prinsip umum teori dan model konsep keperawatan
3.      Mampu menjelaskan bentuk asuhan keperawatan
4.      Memenuhi tugas kelompok mata kuliah pengantar keperawatan profesional












BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian konsep keperawatan
Konsep keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat profesional dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia (biologis,psikologis,sosial dan spiritual) yang dapat ditujukan kepada individu,keluarga atau masyarakat dalam rentang sehat-sakit.  
         Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurang kemauan meuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari – hari secara mandiri. Sebagai suatu profesi, keperawatan memiliki falsafah yang bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan.
         Dalam hal ini, pertama, keperawatan menganut pandangan yang holistik terhadap manusia yaitu Ketuhanan Manusia sebagai makhluk bio – psiko – sosial – spiritual dan kultural. Kedua, kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua manusia. Ketiga, keperawatan bersifat universal dalam arti tidak dibedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etnik, agama, aliran politik dan status ekonomi sosial. Keempat, keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan serta kelima, bahwa keperawatan menganggap klien sebagai partner aktif dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam memberikan asuhan keperawatan.
Profesi keperawatan diartikan sebagai suatu tindakan untuk melengkapi beberapa tindakan dari tim kesehatan, antara lain: dalam mengobservasi, melakukan perawatan, memberikan nasehat bagi yang sakit, terluka atau yang lemah, mencegah dari tertularnya penyakit lain, serta membantu dalam pemeliharaan status kesehatannya. Disamping itu profesi ini juga bertugas membina dan membimbing petugas lainnya, termasuk dalam pemberian pengobatan kepada pasien. Oleh karena itu dalam bekerja diperlukan keahlian khusus yang termasuk di dalamnya adalah ilmu biologi, fisika, dan ilmu sosial; serta aplikasinya yang juga perlu digali lebih dalam untuk menambah wawasan dalam menegakkan diagnosa keperawatan atau membantu dalam pemberian terapi atau ukuran-ukuran lain yang perlu koreksi.
Pernyataan tersebut di atas dipandang sebagai sebuah pernyataan tambahan saja, karena fungsi-fungsi keperawatan teridentifikasi, tetapi definisinya masih sangat umum dan kurang jelas. Dalam pernyataan yang baru, perawat bisa mengamati, merawat, dan memberikan nasehat / anjuran bagi pasien dan bisa membina pegawai lain tanpa dibina oleh dokter, tetapi dilarang untuk mendiagnosa, memberikan resep, atau mengoreksi masalah keperawatan.
Perawatan individu lebih ditekankan pada komponen-komponen dalam keperawatan, sebagai berikut:
1.      Bernafas secara normal
2.      Tercukupinya kebutuhan makan dan minum
3.      Mengurangi zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh
4.      Mengubah dan memelihara bentuk tubuh yang diinginkan
5.      Tercukupinya kebutuhan tidur dan istirahat
6.      Memilih pakaian yang tepat/sesuai
7.      Menjaga suhu tubuh dalam rentang yang normal dengan menyesuaikan pakaian dan memodifikasi terhadap kondisi lingkungan
8.      Menjaga kebersihan tubuh dan kerapian
9.      Menghindari bahaya terhadap kondisi lingkungan dan menghindari jatuhnya korban lain
10.  Berkomunikasi dengan orang lain untuk menyalurkan emosi, kebutuhan, ketakutan, dan berpendapat
11. Beribadah sesuai dengan satu kepercayaan
12. Bekerja dengan semangat untuk mencapai keberhasilan
13. Berperan atau berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi
14.Belajar menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia untuk menemukan atau        memuaskan rasa ingin tahu yang akan membantu meningkatkan kondisi kesehatan.

Pada kenyataannya saat itu tugas-tugas perawat sangat dibatasi, peran profesinya juga dalam pembatasan, serta kebutuhan untuk memberikan prioritas keperawatan yang unik sesuai kondisi. Lalu menganjurkan kepada perawat, agar berperan-serta aktif dalam menunjukan fungsi-fungsinya terhadap tenaga kesehatan lainnya yang mungkin peran tersebut dapat membantu dan meningkatkan keahliannya. Didasari oleh berbagai keadaan secara luas, fungsi keperawatan tersebut akan berbeda antara daerah yang satu dengan daerah lainnya, walaupun berada dalam satu negara. Jumlah perawat, dokter dan tenaga kesehatan lainnya akan berpengaruh terhadap apa yang akan dilakukan oleh perawat. Konsekuensinya, hal ini akan menimbulkan kebingungan terhadap berbagai peran perawat, terutama sejak adanya praktek keperawatan.

2.2 Hubungan Teori Keperawatan dengan Konsep  Keperawatan
Dalam memandang konsep manusia atau individu, selalu mempertimbangkan komponen biologi, mental / kejiwaan, sosiologi, dan spiritual. Ada 14 (empat belas) komponen dasar yang selalu mengacu pada kebutuhan dasar manusia tersebut bermanfaat dalam memanfaatkan fungsi keperawatan, dan dikategorikan sebagai berikut:
1)      Sembilan komponen pertama adalah komponen fisik
2)      Kesepuluh dan keempat belas merupakan aspek kejiwaan mengenai komunikasi
3)      Kesebelas adalah spiritual dan moral
4)      Kedua belas dan tiga belas adalah komponen sosiologi yang berorientasi pada kegiatan dan rekreasi.
Perawat membutuhkan berbagai macam pendidikan yang di dalam masyarakat kita hanya tersedia di lembaga atau universitas. Kurangnya dana yang tersedia dari anggaran agen pelayanan kesehatan terhadap program pelatihan perawatan, sehingga menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan perawat. Pendidikan perawat yang ada bersifat general yang akan memberikan pemahaman bagi perawat mengenai bagaimana keperawatan itu, serta bagaimana juga faktor- faktor lingkungan mempengaruhi individu dalam kehidupannya. Henderson meyakini bahwa kesehatan berhubungan erat dengan fungsi manusia, oleh karena itu definisi kesehatan didasarkan pada kemampuan individu untuk berfungsi secara independen sebagaimama yang disebutkan pada 14 komponen di atas.
Selain itu,  menjelaskan bagaimana faktor umur, latar belakang budaya, kapasitas fisik dan intelektual, serta keseimbangan emosi dapat mempengaruhi kesehatan seseorang. Kondisi tersebut selalu muncul dan mempengaruhi kebutuhan-kebutuhan dasar manusia.

2.3 Hubungan Teori Keperawatan dengan Proses Keperawatan
Pendekatan penyelesaian masalah merupakan hal istimewa dalam keperawatan. Hal tersebut diuraikan sebagai berikut :

1.      Membandingkan proses perawatan dengan tahap tradisional dari proses terapi medis, sebab sejarah keperawatan adalah paralel dengan sejarah medis.
Merupakan prediksi kesehatan oleh perawat dengan pemeriksaan medis, diagnosa keperawatan yang dihubungkan dengan diagnosa medis, dan apakah masalah administrasi dalam keperawatan juga sesuai dengan praktek medis ?. Jika begitu, kemudian apa sebenarnya yang membuat proses keperawatan merupakan hal yang istimewa dalam keperawatan ?.
2.      Berhubungan dengan mengatasi masalah
Apakah pemecahan masalah selalu ada dalam keperawatan ?. Henderson menyatakan, bahwa yang membuatnya begitu spesifik adalah aktivitasnya dalam langkah pemecahan masalah tidak dapat diistimewakan sebagai ciri dari keperawatan. Dia menanyakan dimanakah intuisi, pengalaman, kewenangan, dan keahlian dalam proses keperawatan ?. Dia kemudian memberikan komentar, bahwa keahlian dan ke-wenangan yang dampaknya tidak dipercaya lagi sebagai dasar dalam praktik keperawatan. Apakah hal ini akan membuat proses keperawatan menjadi sangat terbatas dalam kenyataan pemanfaatannya.

3.      Proses perawatan yang berhubungan dengan kurangnya kolaborasi dari tenaga kesehatan
Henderson menyatakan, bahwa sebagaimana telah didefinisikan di atas proses perawatan tidak melihat adanya pendekatan kolaborasi dari diagnosa, pelayanan keperawatan dari tenaga kesehatan, dan tidak juga memberikan fasilitas bagi pasien, serta keluarga jika mereka membutuhkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya. Henderson berfikir bahwa proses perawatan menekankan pada suatu fungsi independen perawat dari pada kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya, juga degan pasien, dan keluarganya. Apakah proses perawatan lebih berfokus pada fungsi independen perawat, dari pada fungsi interdependen ?.

Uraiannya terhadap Proses Perawatan, adalah sebagai berikut:
1. Pengkajian Keperawatan
Terdapat suatu masalah dalam proses perawatan. Penilaian nyata terhadap proses perawatan tergantung pada pemahaman seseorang, interpretasi, perpaduan, dan  penggunaannya.

2. Diagnosa Keperawatan
Analisa data didasarkan pada faktor-faktor di atas, kemudian hasil analisa tersebut dipergunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan. Diagnosa Keperawatan berhubungan dengan bagaimana mengidentifikasi kemampuan individu untuk menentukan kebutuhannya dengan atau tanpa bantuan yang turut memperhitungkan kemampuan, keinginan, dan pengetahuan. Berdasarkan pada data - data yang tersedia, dan analisa terhadap data tersebut,perawat dapat mengidentifikasi secara aktual berbagai masalah, seperti pernafasan yang tidak normal. Sebagai tambahannya, juga masalah-masalah potensial lainnya dapat teridentifikasi.

3. Perencanaan Keperawatan
Setelah diagnosa keperawatan dibuat, maka selanjutnya perawat akan menyusun rencana perawatan. Berdasarkan rencana perawatan ini, Henderson menyatakan: dengan rencana perawatan ini, maka perawatan yang efektif dapat direncanakan lebih baik. Suatu rencana yang tertulis akan mendorong munculnya ide-ide tentang kebutuhan individu, kecuali jika terdapat aturan-aturan lain yang harus dilakukan oleh individu tersebut secara rutin.Tidak terlaksananya perencanaan dapat dipengaruhi oleh anggota keluarga lainnya.
          Selanjutnya suatu rencana perawatan membutuhkan modifikasi secara berkesinambungan yang didasarkan pada kebutuhan individu. Henderson menyarankan penulisan rencana perawatan dapat diikuti dengan kebutuhan perawatan secara bertahap. Dia
 menekankan bahwa perawatan harus selalu disusun sesuai dengan kebutuhan individu, dan rencana terapi dari dokter. Perencanaan perawatan yang ditulis, intinya adalah hasil dari identifikasi kebutuhan perawatan dari individu.

4. Implementasi Keperawatan
     Implementasi sesuai dengan perencanaan keperawatan yang dibuat. Bagi Henderson, implementasi keperawatan harus tertuju pada bantuan terhadap kebutuhan pasien sesuai dengan kebutuhan 14 komponen tersebut di atas. Perawat harus menjadi pihak luar yang memahami kebutuhan pasien dan memberikan ukuran-ukuran bagi pemenuhan ukuran tersebut . Henderson juga berbicara mengenai kualitas dari keperawatan; perawat yang berkompeten akan menggunakan proses interpersonal dan prediksi-prediksi selama memberikan perawatan.

5. Evaluasi Keperawatan
Bahwa  mendasarkan evaluasi terhadap setiap perawat didasarkan pada kecepatan atau derajatnya dalam mendorong kegiatan pasien secara independent kembali seperti hari-hari normal .
Hal ini disebutkan dalam definisi dan fungsi yang unik dari perawat. Untuk tujuan evaluasi, perubahan pada level fungsi kebutuhan individu juga harus diamati dan diperhitungkan. Sebuah data perbandingan mengenai kemampuan fungsional individu dilakukan sebelum dan sesudah proses perwatan . Semua perubahan akan dicatat untuk dievaluasi. Untuk menyimpulkan proses perawatan yang diaplikasikan dalam definisi Handerson mengenai keperawatan dan 14 komponen dasar dari keperawatan , mengacu pada tabel di bawah ini :
Pengkajian keperawatan Pengkajian kebutuhan manusia didasarkan pada 14 komponen dasar keperawatan, yaitu :
1. Bernafas secara normal
2. Makan dan minum yang mencukupi
3. Eliminasi
4. Gerak dan ketahanan tubuh
5. Tidur dan istirahat
6. Memilih pakaian yang tepat
7. Suhu tubuh
8. Kebersihan tubuh dan kerapihan
9. Menjaga lingkungan
10.Komunikasi
11.Beribadah sesuai dengan satu kepercayaan
12.Prestasi pekerjaan
13.Rekreasi
14.Belajar, mengetahui, memenuhi rasa ingin tahu















2.4 Bentuk Asuhan Keperawatan
            Antara lain,yaitu :
1.      Bentuk asuhan keperawatan pada manusia sebagai klien yang memiliki ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar ini dapat diberikan melalui pelayanan keperawatan untuk meningkatkan atau memulihkan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya khususnya kebutuhan fisiologis.

2.      Bentuk asuhan keperawatan pada manusia sebagai klien yang memiliki ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar ini dapat diberikan melalui pelayanan keperawatan yang bersifat bantuan dalam pemberian motivasi pada klien yang memiliki penurunan dalam kemauan sehingga diharapkan terjadi motivasi yang kuat untuk membangkitkan semangat hidup agar terjadi peningkatan. Pada proses pemenuhan kebutuhan dasar tindakan ini pada umumnya merupakan terapi psikologis yang dimiliki perawat dalam mengatasi masalah klien.


3.      Bentuk asuhan keperawatan pada manusia sebagai klien yang memiliki ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia ini dapat diberikan melalui pelayanan keperawatan yang bersifat pemberian pengetahuan, pendidikan kesehatan pada individu,keluarga atau masyarakat yang mempunyai pengetahuan yang rendah dalam tugas (masalah) keperawatan kesehatan sehingga diharapkan dapat terjadi perubahan peningkatan  kebutuhan dasar.












BAB III
PENUTUP

3.1        Kesimpulan
Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah satu faktor yang memenuhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu tenaga keperawatan berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak pertama dan terlama dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari perminggu, maka perawat perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma keperawatan, peran, fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat profesional agar dapat memberikan pelayanan keperawatan yang optimal dalam memberikan asuhan keperawata pada klien. Perawat harus selalu memperhatikan keadaan secara individual dari segi bio, psiko, sosial, spiritual dan kultural.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari – hari secara mandiri. Sebagai suatu profesi, keperawatan memiliki falsafah yang bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan.
Dalam hal ini, pertama, keperawatan menganut pandangan yang holistik terhadap manusia yaitu Ketuhanan Manusia sebagai makhluk bio – psiko – sosial – spiritual dan kultural. Kedua, kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua manusia. Ketiga, keperawatan bersifat universal dalam arti tidak dibedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etnik, agama, aliran politik dan status ekonomi sosial. Keempat, keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan serta kelima, bahwa keperawatan menganggap klien sebagai partner aktif dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam memberikan asuhan keperawatan.

3.2        Saran
Perawat disarankan untuk selalu mengikuti perkembangan  ilmu keperawatan, mengingat ilmu keperawatan  merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman dan perawat disarankan untuk bersikap profesional dalam memberikan perawatan kepada pasien.


DAFTAR PUSTAKA
A. Aziz Alimul Hidayat (2002), Pengantar Dokumentasi Proses keperawatan, EGC, Jakarta
A. Aziz Alimul Hidayat (2002), Pengantar Pendidikan Keperawatan, CV Sagung Seto,
     Jakarta
Bart Smet (1994), Psikologi Kesehatan, PT Grasindo, Jakarta
La Ode Jumadi Gaffar (1999), Pengantar Keperawatan Profesional, EGC, Jakarta
  (1995), Kode Etik Keperawatan di Indonesia, PPNI, Jakarta
  (1993), Standar Profesi Keperawatan, PPNI, Jakarta
Zaidin Ali, Dasar-dasar Keperawatan Profesional, CV EGC, Jakarta
Nursalam (2001), Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktek, Salemba Medika, Jakarta



Tidak ada komentar:

Posting Komentar