BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Obat antipiretik dan analgesik merupakan obat yang sudah
di kenal luas seperti obat asetaminofen. Bayak dijual sebagai kemasan tunggal
maupun kemasan kombinasi dengan bahan obat lain. Obat ini tergolong sebagai
obat bebas sehingga mudah ditemukan di apotik toko obat maupun warung pinggr
jalan. Karena mudah didapatkan resiko untuk terjadi penyalahgunaan obat ini
semakin besar.
Di Amerika
Serikat di laporkan lebih dari 100.000 kasus per tahun yang menghubungi pusat
informasi keracunan, 56.000 kasus datang ke unit gawat darurat, 26.000 kasus
memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.
Pada umumnya (sekitar 90%) analgesik mempunyai efek
antipiretik. Bagi para pengguna mungkin memerlukan bantuan dalam
mengkonsumsi obat yang sesuai dengan dosisi-dosis obat. Penggunaan Obat Analgetik Narkotik
atau Obat Analgesik ini mampu menghilangkan atau meringankan
rasa sakit tanpa berpengaruh pada sistem susunan saraf pusat atau bahkan hingga
efek menurunkan tingkat kesadaran. Obat Analgetik atau Analgesik ini tidak mengakibatkan
efek ketagihan pada pengguna.
B.
RUMUSAN MASALAH
Rumusan
masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa
itu defenisi Analgetika, Antipiretika, dan Nsaid?
2.
Apa
saja prototype obat dari tiap golongan?
3.
Apa
saja jenis obat baru?
4.
Apa
peran hipotalamus sebagai termostat?
C.
TUJUAN
1. Untuk
mengetahui defenisi Analgetika, Antipiretika, dan Nsaid?
2.
Untuk
mengetahui prototype obat dari tiap golongan?
3.
Untuk
mengetahui jenis obat baru?
4.
Untuk
mengetahui peran hipotalamus sebagai termostat?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Defenisi
Analgetika, Antipiretika, Dan NSAID
Analgesik
atau analgetik, adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan
rasa sakit atau obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Obat
ini digunakan untuk membantu meredakan sakit, sadar tidak sadar kita sering
mengunakannya misalnya ketika kita sakit kepala atau sakit gigi, salah satu
komponen obat yang kita minum biasanya mengandung analgesik atau pereda nyeri.
Obat antipiretik adalah obat untuk menurunkan panas.
Hanya menurunkan temperatur tubuh saat panas tidak berefektif pada orang
normal. Dapat menurunkan panas karena dapat menghambat prostatglandin pada CNS.
NSAID (non-steroidal anti-inflamatory drugs)
adalah obat yang mengurangi rasa sakit, demam, dan peradangan.
B.
Prototype Obat Dari Tiap Golongan
Tubuh kita sendiri sebenarnya
memiliki analgesik alami Tubuh, analgesik tersebut adalah Endorfin.
1. ANALGESIK
Analgesik di bagi menjadi 2 yaitu:
Analgesik di bagi menjadi 2 yaitu:
a. Analgesik Opioid/analgesik narkotika
Analgesik opioid merupakan kelompok obat yang memiliki
sifat-sifat seperti opium atau morfin. Golongan obat ini digunakan untuk
meredakan atau menghilangkan rasa nyeri seperti pada fractura dan kanker.
Macam-macam obat Analgesik Opioid:
1) Metadon.
Mekanisme kerja : Kerja mirip morfin lengkap, sedatif lebih lemah.
Indikasi : Detoksifikas ketergantungan morfin, Nyeri hebat pada pasien yang di rumah sakit.
Efek tak diinginkan: Depresi pernapasan, konstipasi, gangguan SSP, hipotensi ortostatik, mual dam muntah pada dosis awal
Mekanisme kerja : Kerja mirip morfin lengkap, sedatif lebih lemah.
Indikasi : Detoksifikas ketergantungan morfin, Nyeri hebat pada pasien yang di rumah sakit.
Efek tak diinginkan: Depresi pernapasan, konstipasi, gangguan SSP, hipotensi ortostatik, mual dam muntah pada dosis awal
2) Fentanil.
Mekanisme kerja : Lebih poten dari pada morfin. Depresi pernapasan lebih kecil kemungkinannya.
Indikasi : Medikasi praoperasi yang digunakan dalan anastesi.
Efek tak diinginkan : Depresi pernapasan lebih kecil kemungkinannya. Rigiditas otot, bradikardi ringan.
Mekanisme kerja : Lebih poten dari pada morfin. Depresi pernapasan lebih kecil kemungkinannya.
Indikasi : Medikasi praoperasi yang digunakan dalan anastesi.
Efek tak diinginkan : Depresi pernapasan lebih kecil kemungkinannya. Rigiditas otot, bradikardi ringan.
3) Kodein
Mekanisme kerja : Sebuah prodrug 10% dosis diubah menjadi morfin.
Kerjanya disebabkan oleh morfin. Juga merupakan antitusif (menekan batuk)
Indikasi : Penghilang rasa nyeri minor
Efek tak diinginkan : Serupa dengan morfin, tetapi kurang hebat pada dosis yang menghilangkan nyeri sedang. Pada dosis tinggi, toksisitas seberat morfin.
Mekanisme kerja : Sebuah prodrug 10% dosis diubah menjadi morfin.
Kerjanya disebabkan oleh morfin. Juga merupakan antitusif (menekan batuk)
Indikasi : Penghilang rasa nyeri minor
Efek tak diinginkan : Serupa dengan morfin, tetapi kurang hebat pada dosis yang menghilangkan nyeri sedang. Pada dosis tinggi, toksisitas seberat morfin.
b.
Obat
Analgetik Non-narkotik
Obat
Analgesik Non-Nakotik dalam Ilmu Farmakologi juga sering dikenal dengan istilah
Analgetik/Analgetika/Analgesik Perifer. Analgetika perifer (non-narkotik), yang
terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Penggunaan
Obat Analgetik Non-Narkotik atau Obat Analgesik Perifer ini cenderung mampu menghilangkan
atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada sistem susunan saraf pusat
atau bahkan hingga efek menurunkan tingkat kesadaran. Obat Analgetik
Non-Narkotik / Obat Analgesik Perifer ini juga tidak mengakibatkan efek
ketagihan pada pengguna (berbeda halnya dengan penggunanaan Obat Analgetika
jenis Analgetik Narkotik).
Efek samping obat-pbat analgesik perifer: kerusakan lambung, kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal, kerusakan kulit.
Efek samping obat-pbat analgesik perifer: kerusakan lambung, kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal, kerusakan kulit.
Macam-macam obat Analgesik Non-Narkotik:
a. Ibupropen
Ibupropen merupakan devirat asam propionat yang diperkenalkan banyak negara. Obat ini bersifat analgesik dengan daya antiinflamasi yang tidak terlalu kuat. Efek analgesiknya sama dengan aspirin. Ibu hamil dan menyusui tidak di anjurkan meminim obat ini.
Ibupropen merupakan devirat asam propionat yang diperkenalkan banyak negara. Obat ini bersifat analgesik dengan daya antiinflamasi yang tidak terlalu kuat. Efek analgesiknya sama dengan aspirin. Ibu hamil dan menyusui tidak di anjurkan meminim obat ini.
b. Paracetamol/acetaminophen
Merupakan devirat para amino fenol. Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesik, parasetamol sebaiknya tidak digunakan terlalu lama karena dapat menimbulkan nefropati analgesik. Jika dosis terapi tidak memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak menolong. Dalam sediaannya sering dikombinasikan dengan cofein yang berfungsi meningkatkan efektinitasnya tanpa perlu meningkatkan dosisnya.
Merupakan devirat para amino fenol. Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesik, parasetamol sebaiknya tidak digunakan terlalu lama karena dapat menimbulkan nefropati analgesik. Jika dosis terapi tidak memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak menolong. Dalam sediaannya sering dikombinasikan dengan cofein yang berfungsi meningkatkan efektinitasnya tanpa perlu meningkatkan dosisnya.
c. Asam Mefenamat
Asam
mefenamat digunakan sebagai analgesik. Asam mefenamat sangat kuat terikat pada
protein plasma, sehingga interaksi dengan obat antikoagulan harus diperhatikan.
Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia dan gejala
iritasi lain terhadap mukosa lambung.
Biasanya
analgesik di golongkan menjadi beberapa kelompok, antara lain:
1) Analgesik – Antipiretik Contoh
parasetamol, fenasetin
2) Analgesik – AntiInflamasi contoh
ibuprofen, asam mefenamat
3) Analgesik – Antiinflamasi kuat
contoh Aspirin, Natrium Salisilat
Selain
digolongkan berdasarkan efeknya, analgesik juga di golongkan berdasar tempat
kerjanya. Penggolongan ini membedakan analgesik menjadi:
1) Analgesik Sentral yaitu analgesik
yang menduduki reseptor miu contohnya tramadol, morphine
2) Analgesik Perifer yaitu analgesik
yang bekerja pada saraf perifer contohnya parasetamol
Atas
kerja farmakologisnya, analgesic dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu:
1) Analgetik Perifer (non narkotik) Terdiri
dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.
2) Analgetik Narkotik Khusus digunakan
untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti fraktur dan kanker.
Obat-obat golongan analgetik dibagi
dalam beberapa kelompok, yaitu: parasetamol, salisilat, (asetasol,
salisilamida, dan benorilat), penghambat Prostaglandin (NSAID) ibuprofen,
derivate-derivat antranilat ( mefenamilat, asam niflumat glafenin, floktafenin,
derivate-derivat pirazolinon (aminofenazon, isoprofilpenazon,
isoprofilaminofenazon), lainnya benzidamin. Obat golongan analgesic narkotik
berupa, asetaminofen dan fenasetin. Obat golongan anti-inflamasi nonsteroid
berupa aspirin dan salisilat lain, derivate asam propionate, asam indolasetat,
derivate oksikam, fenamat, fenilbutazon.
2. Antipiretik
Macam-macam obat Antipiretik:
Macam-macam obat Antipiretik:
a. Benorylate
Benorylate adalah kombinasi dari parasetamol dan ester aspirin. Obat ini digunakan sebagai obat antiinflamasi dan antipiretik. Untuk pengobatan demam pada anak obat ini bekerja lebih baik dibanding dengan parasetamol dan aspirin dalam penggunaan yang terpisah. Karena obat ini derivat dari aspirin maka obat ini tidak boleh digunakan untuk anak yang mengidap Sindrom Reye.
Benorylate adalah kombinasi dari parasetamol dan ester aspirin. Obat ini digunakan sebagai obat antiinflamasi dan antipiretik. Untuk pengobatan demam pada anak obat ini bekerja lebih baik dibanding dengan parasetamol dan aspirin dalam penggunaan yang terpisah. Karena obat ini derivat dari aspirin maka obat ini tidak boleh digunakan untuk anak yang mengidap Sindrom Reye.
b. Fentanyl
Fentanyl termasuk obat golongan analgesik narkotika. Analgesik narkotika digunakan sebagai penghilang nyeri. Dalam bentuk sediaan injeksi IM (intramuskular) Fentanyl digunakan untuk menghilangkan sakit yang disebabkan kanker.
Menghilangkan periode sakit pada kanker adalah dengan menghilangkan rasa sakit secara menyeluruh dengan obat untuk mengontrol rasa sakit yang persisten/menetap. Obat Fentanyl digunakan hanya untuk pasien yang siap menggunakan analgesik narkotika.
Fentanyl termasuk obat golongan analgesik narkotika. Analgesik narkotika digunakan sebagai penghilang nyeri. Dalam bentuk sediaan injeksi IM (intramuskular) Fentanyl digunakan untuk menghilangkan sakit yang disebabkan kanker.
Menghilangkan periode sakit pada kanker adalah dengan menghilangkan rasa sakit secara menyeluruh dengan obat untuk mengontrol rasa sakit yang persisten/menetap. Obat Fentanyl digunakan hanya untuk pasien yang siap menggunakan analgesik narkotika.
Fentanyl
bekerja di dalam sistem syaraf pusat untuk menghilangkan rasa sakit. Beberapa
efek samping juga disebabkan oleh aksinya di dalam sistem syaraf pusat. Pada
pemakaian yang lama dapat menyebabkan ketergantungan tetapi tidak sering
terjadi bila pemakaiannya sesuai dengan aturan.
Ketergantungan
biasa terjadi jika pengobatan dihentikan secara mendadak. Sehingga untuk
mencegah efek samping tersebut perlu dilakukan penurunan dosis secara bertahap
dengan periode tertentu sebelum pengobatan dihentikan.
c. Piralozon
Di pasaran piralozon terdapat dalam antalgin, neuralgin, dan novalgin. Obat ini amat manjur sebagai penurun panas dan penghilang rasa nyeri. Namun piralozon diketahui menimbulkan efek berbahaya yakni agranulositosis (berkurangnya sel darah putih), karena itu penggunaan analgesik yang mengandung piralozon perlu disertai resep dokter.
Di pasaran piralozon terdapat dalam antalgin, neuralgin, dan novalgin. Obat ini amat manjur sebagai penurun panas dan penghilang rasa nyeri. Namun piralozon diketahui menimbulkan efek berbahaya yakni agranulositosis (berkurangnya sel darah putih), karena itu penggunaan analgesik yang mengandung piralozon perlu disertai resep dokter.
3.
NSAID (Non-Steroidal Anti-Inflamatory Drugs)
Obat golongan Antiinflamasi non
Steroid
a. Turunan asam salisilat :
aspirin, salisilamid,diflunisal.
Aspirin adalah agen antiinflamasi
yang tertua, merupakan penghambat prostaglandin yang menurunkan proses
inflamasi dan dahulu merupakan agen antiinflamasi yang paling sering dipakai
sebalum adanya ibuprofen.
Indikasi : Meringankan rasa sakit, nyeri otot dan
sendi, demam, nyeri karena haid, migren, sakit kepala dan sakit gigi tingkat
ringan hingga agak berat.
Kontra Indikasi : Tukak lambung dan peka terhadap
derivet asam salisilat, penderita asma dan alergi, penderita yang pernah
atau sering mengalami pendarahan di bawah kulit, penderita hemofilia;
anak-anak di bawah umur 16 tahun.
b. Turunan paraaminofenol :
Paracetamol
Parasetamol (asetaminofen)
seringkali dikelompokkan sebagai NSAID, walaupun sebenarnya parasetamol tidak
tergolong jenis obat-obatan ini, dan juga tidak pula memiliki khasiat anti
nyeri yang nyata. Merupakan penghambat prostaglandin yang lemah. Parasetamol
mempunyai efek analgetik dan antipiretik, tetapi kemampuan antiinflamasinya
sangat lemah. Intoksikasi akut parasetamol adalah N-asetilsistein, yang harus
diberikan dalam 24 jam sejak intake parasetamol.
c. Turunan 5-pirazolidindion :
Fenilbutazon, Oksifenbutazon.
Kelompok derivat pirazolon tinggi
berikatan dengan protein. Fenilbutazon (butazolidin) berikatan 96% dengan
protein. Telah dipakai bertahun-tahun untuk obat artritis rematoid dan gout
akut. Obat ini mempunyai waktu paruh 50-65 jam sehingga sering timbul reaksi
yang merugikan dan akumulasi obat dapat terjadi. Iritasi lambung terjadi pada
10-45% klien. Agen lain: oksifenbutazon (tandearil), aminopirin (dipirin),
dipiron (feverall), jarang dipakai kerena reaksi yang ditimbulkannya karena
terjadi toksisitas. Reaksi yang paling merugikan dan berbahaya dari kelompok
ini adalah diskrasia darah, seperti agranulositosis dan anmeia aplastik.
Fenilbutazon hanya boleh dipakai untuk obat artritis dengan keadaan NSAIA/NSAID
yang berat dimana NSAIA/NSAID lainnya yang kurang toksik telah digunakan tanpa
hasil.
d. Turunan asam N-antranilat :
Asam mefenamat
Asam flufenamat untuk keadaan
artritis akut dan kronik. Dapat mengiritasi lambung. Klien dengan riwayat tukak
peptik jangan menggunakan obat ini. Efek lain: edema, pusing, tinnitus,
pruritus. Fenamanat lain: meklofenamanat sodium monohidrat (meclomen), dan asam
mefenamat (ponstel).
e. Turunan asam arilasetat/asam
propionat : Naproksen, Ibuprofen, Ketoprofen
Kelompok ini lebih relatif baru. Obat-obat
ini seperti aspirin, tetapi mempunyai efek yang lebih kuat dan lebih sedikit timbul
iritasi gastrointestinal, tidak seperti pada aspirin, indometacin, dan
fenilbutazon. Diskrasia darah tidak sering terjadi. Agen ini yaitu: fenoprofen
kalsium (nalfon), naproksen (naprosyn), suprofen (suprol), ketoprofen (orudis),
dan flurbiprofen (ansaid).
Farmakokinetik ibuprofen: diabsorpsi
dngan baik melalui saluran gastrointestinal. Obat-obatan ini mempunyai waktu
paruh singkat tetapi tinggi berikatan dengan protein. Jika dipakai bersama-sama
obat lain yang tinggi juga berikatan dengan protein, dapat terjadi efek samping
berat. Obat ini dimetabolisme dan dieksresi sebagai metabolit inaktif di urin.
Farmakodinamik ibuprofen: menghambat
sintesis prostaglandin sehingga efektif dalam meredakan inflamasi dan nyeri.
Perlu waktu beberapa hari agar efek antiinflamasinya terlihat. Juga dapat
menambah efek koumarin, sulfonamid, banyak dari falosporin, dan fenitoin. Dapat
terjadi hipoglikemia jika ibuprofen dipakai bersama insulin atau obat
hipoglikemik oral. Juga berisiko terjadi toksisitas jika dipakai bersama-sama
penghambat kalsium.
f. Turunan oksikam : Peroksikam,
Tenoksikam, Meloksikam.
Piroksikam/feldene adalah
NSAIA/NSAID baru. Indikasinya untuk artritis yang lama seperti rematoid dan
osteoartritis. Keuntungan utama, waktu paruh panjang sehingga mungkin dipakai
satu kali sehari. Menimbulkan masalah lambung seperti tukak dan rasa tidak enak
pada epigastrium, tetapi jarang daripada NSAIA/NSAID lain. Oksikam juga tinggi
berikatan dengan protein.
g. Asam Paraklorobenzoat/asam
asetat indol
NSAIA/NSAID yang mula-mula
diperkenalkan adalah indometacin/indocin, yang digunakan untuk obat rematik,
gout, dan osteoartritis. Merupakan penghambat prostaglandin yang kuat. Obat ini
berikatan dengan protein 90% dan mengambil alih obat lain yang berikatan dengan
protein sehingga dapat menimbullkan toksisitas. Indometacin mempunyai waktu
paruh sedang (4-11 jam). Indocin sangat mengiritasi lambung dan harus dimakan
sewaktu makan atau bersama-sama makanan. Derivat asam paraklorobenzoat yang
lain adalah sulindak (clinoril) dan tolmetin (tolectin), yang dapat menimbulkan
penurunan reaksi yang merugikan daripada indometacin. Tolmetin tidak begitu
tinggi berikatan dengan protein seperti indometacin dan sulindak dan mempunyai
waktu paruh yang singkat. Kelompok NSAIA/NSAID ini dapat menurunkan tekanan
darah dan menyebabkan retensi natrium dan air.
h. Turunan asam fenilasetat :
Natrium diklofenak
Diklofenak sodium (voltaren), adalah
NSAIA/NSAID terbaru yang mempunyai waktu paruh plasmanya 8-12 jam. Efek
analgesik dan antiinflamasinya serupa dengan aspirin, tetapi efek
antipiretiknya minimal atau tidak sama sekali ada. Indikasi untuk artritis
rematoid, osteoartritis, dan ankilosing spondilitis. Reaksi sama seperti
obat-obat NSAIA/NSAID lain. Agen lain: ketorelak/toradol adalah agen
antiinflamasi pertama yang mempunyai khasiat analgesik yang lebih kuat daripada
yang lain. Dianjurkan untuk nyeri jangka pendek. Untuk nyeri pascabedah, telah
terbukti khasiat analgesiknya sama atau lebih dibanding analgesik opioid.
C.
Jenis Obat Baru
Obat
golongan Antiinflamasi non Steroid
1.
Turunan
asam salisilat : aspirin, salisilamid,diflunisal.
2.
Turunan
5-pirazolidindion : Fenilbutazon, Oksifenbutazon.
3.
Turunan
asam N-antranilat : Asam mefenamat, Asam flufenamat
4.
Turunan
asam arilasetat : Natrium diklofenak, Ibuprofen, Ketoprofen.
5.
Turunan
heteroarilasetat : Indometasin.
6.
Turunan
oksikam : Peroksikam, Tenoksikam.
D.
Peran Hipotalamus Sebagai Termostat
Hipotalamus adalah sebuah kawasan yang kompleks di otak manusia,
dan bahkan kecil inti dalam hipotalamus terlibat dalam banyak fungsi yang
berbeda. Inti paraventricular misalnya berisi Oksitosin dan vasopresin (juga
disebut antidiuretic hormon) neuron yang proyek untuk pituitari posterior,
tetapi juga mengandung neuron yang mengatur ACTH dan TSH sekresi (yang proyek
untuk pituitari anterior), lambung refleks, tekanan darah, makan, respon imun,
dan suhu.
Mengkoordinir hipotalamus banyak hormon dan perilaku ritme
sirkadian, pola yang kompleks neuroendocrine output, kompleks homeostatic
mekanisme dan banyak perilaku yang penting.
Hipotalamus harus karena itu menanggapi banyak sinyal yang
berbeda, beberapa di antaranya dihasilkan eksternal dan beberapa internal. Jadi
seperti terhubung dengan banyak bagian dari sistem saraf pusat, termasuk
pembentukan reticular batang otak dan otonom zona, limbik otak-depan (terutama
amigdala, septum, diagonal band Broca, dan lampu Bulbus dan korteks otak
besar).
Hipotalamus
responsif terhadap:
1. Cahaya: daylength dan photoperiod
untuk mengatur ritme sirkadian dan musiman
2. Penciuman rangsangan, termasuk
feromon
3. Steroid, termasuk gonad steroid dan
Kortikosteron
4. Neurally ditransmisikan informasi
yang timbul khususnya dari hati, perut, dan saluran reproduksi
5. Input otonom
6. Darah yang bertalian rangsangan,
termasuk leptin, ghrelin, angiotensin, insulin, pituitary hormon, sitokin,
plasma konsentrasi glukosa dan osmolarity.
7. Stres
8. Menyerang mikroorganisme oleh
peningkatan suhu tubuh, reset termostat tubuh keatas.
Peptida hormon memiliki pengaruh penting
hipotalamus, dan untuk melakukannya mereka harus menghindari blood - brain
barrier. Hipotalamus dikelilingi sebagian oleh daerah otak yang khusus yang
kurang efektif blood - brain barrier; pengenduran kapiler di situs ini
fenestrated untuk memungkinkan bagian gratis bahkan besar protein dan molekul
lainnya. Sebagian dari situs ini adalah situs neurosecretion - neurohypophysis
dan eminensia rata-rata. Namun orang lain situs di mana otak sampel komposisi
darah. Dua dari situs ini, subfornical organ dan OVLT (organum vasculosum
lamina terminalis) adalah organ-organ yang disebut circumventricular, di mana
neuron berada dalam kontak intim dengan darah dan CSF. Struktur ini padat
vascularized, dan berisi osmoreceptive dan menerima natrium neuron yang mengendalikan
minum, vasopresin rilis, ekskresi natrium, dan natrium nafsu. Mereka juga
mengandung neuron dengan reseptor angiotensin, faktor natriuretic atrial,
endothelin dan relaxin, masing-masing penting dalam peraturan cairan dan
elektrolit keseimbangan. Neuron di OVLT dan SFO proyek supraoptic inti dan
paraventricular inti, dan juga untuk preoptic membantu daerah. Organ
circumventricular juga dapat tempat tindakan interleukin untuk memperoleh demam
dan sekresi ACTH melalui efek pada paraventricular neuron.
Ini tidak jelas bagaimana semua
peptid yang mempengaruhi aktivitas membantu mendapatkan akses yang diperlukan.
In the case of prolaktin dan leptin, ada bukti pengambilan aktif pada plexus
choroid dari darah ke CSF. Beberapa hormon pituitary memiliki umpan balik
negatif yang mempengaruhi pada sekresi membantu; sebagai contoh, hormon
pertumbuhan feed kembali pada hipotalamus, tapi bagaimana itu masuk ke otak
adalah tidak jelas. Ada juga bukti untuk tindakan pusat prolaktin dan TSH.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Analgesik
atau analgetik, adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan
rasa sakit atau obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Obat
ini digunakan untuk membantu meredakan sakit, sadar tidak sadar kita sering mengunakannya
misalnya ketika kita sakit kepala atau sakit gigi, salah satu komponen obat
yang kita minum biasanya mengandung analgesik atau pereda nyeri. Analgesic
terbagi menjadi dua golongan yaitu Analgesik Opioid/analgesik narkotika dan
Analgesik non Narkotika.
Obat antipiretik adalah obat untuk menurunkan panas.
Hanya menurunkan temperatur tubuh saat panas tidak berefektif pada orang
normal. Dapat menurunkan panas karena dapat menghambat prostatglandin pada CNS. Jenis obatnya Benorylate, Fentanyl,
Piralozon.
NSAID (non-steroidal anti-inflamatory drugs)
adalah obat yang mengurangi rasa sakit, demam, dan peradangan. Golongan obatnya
Turunan asam salisilat, Turunan paraaminofenol,
Turunan 5-pirazolidindion, Turunan
asam N-antranilat, Turunan asam arilasetat/asam propionate, Turunan
oksikam, Asam Paraklorobenzoat/asam asetat indol, dan Turunan asam fenilasetat.
Hipotalamus adalah sebuah kawasan yang kompleks di otak
manusia, dan bahkan kecil inti dalam hipotalamus terlibat dalam banyak fungsi
yang berbeda.
B.
SARAN
Dengan adanya makalah ini, diharapkan untuk kedepan
agar bisa bermanfaat untuk referensi pelajaran dan bisa lebih menyempurnakan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Deglin, Vallerand, 2005, Pedoman Obat Untuk Perawat,
Jakarta, EGC
Sutistia G.Ganiswara .2007. Farmakologi Dan Terapi edisi V.
Jakarta, Gaya Baru
Katzung.
G. Bertram 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi VIII Bagian ke II. Jakarta
: Salemba Medika.
Tan
Hoan Tjay dan Kirana Raharja. 2005. Obat-Obat Penting . Jakarta : PT Gramedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar