Model Komunikasi
Stimulus-Respons dan Aristoteles
Disusun
oleh :
AISYAH
EKO
SUGANDI
IIN
FIRDAUS
ISRA
WULANDARI
M.ARIF
SAPUTRA
NOVI
LESTARI
NURFAIZAH
SUCI
RAHMA ZULHA
SURI
ASMAYANTI
PROGRAM STUDI ILMU
KEPERAWATAN
STIKES
AL-INSYIRAH PEKANBARU
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sebagai makhluk
sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan orang lain. Ia ingin
mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi pada
dirinya. Rasa ingin tahu inilah yang memaksa manusia untuk berkomunikasi .
Komunikasi
merupakan kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup
bermasyarakat karena tanpa komunikasi masyarakat tidak akan terbentuk. Adanya komunikasi
disebabkan oleh adanya kebutuhan akan mempertahankan kelangsungan hidup dan
kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Sejauh ini
terdapat ratusan komunikasi yang telah dibuat para pakar. Kekhasan suatu model
komunikasi juga dipengaruhi oleh latar belakang keilmuan (pembuat) model
tersebut, paradigma yang digunakan, kondisi teknologi, dan perkembangan zaman
yang melingkunginya. Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata
maupun abstrak, dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting fenomena
tersebut.Model jelas bukan fenomena itu sendiri.Akan tetapi, peminat
komunikasi, termasuk mahasiswa, sering mencampuradukkan model komunikasi dengan
fenomena komunikasi.
1.2 Rumusan Masalah
Dari
latar belakang diatas maka ditarik rumusan masalah yang akan dibahas didalam
makalah ini adalah:
1. Apa
yang dimaksud dengan komunikasi ?
2. Bagaimana
model komunikasi stimulus-respons ?
3. Bagaimana
model komunikasi aristoteles ?
1.3 Manfaat Penulisan
Dengan selesainya penulisan makalah ini
penulis mempunyai harapan pada masa yang akan datang semoga makalah ini mudah – mudahan bermanfaat sebagai berikut :
- Menambah ilmu pengetahuan
penulis khususnya model komunikasistimulus-respons
dan aristoteles
- Dapat menjadi masukan bagi
penulis sendiri dan para pembaca
1.4
Tujuan Penulisan
1. Mampu
menjelaskan model komunikasi stimulus-respons
2. Mampu menjelaskan model komunikasi aristoteles
3. Memenuhi
tugas kelompok komunikasi keperawatan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi berasal pada bahasa
latin yaitu communnis yang berarti membuat kebersamaan atau membangun
kebersamaan antara dua orang atau lebih, sedangkan menurut cherry dalam stuart
(1983) komunikasi berasal dari kata communico yang artinya membagi. untuklebih
jelasnya definisi komunikasi oleh para ahli, yaitu:
1.
Harrold D. Lasswell, menerangkan tindakan komunikasi adalah
menjawab pertanyaan “siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui
saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya.
2.
Book dalam Robbins dan Jones, komunikasi adalah suatu
transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya
dengan cara membangun hubungan antar sesama, melalui pertukaran informasi untuk
menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain, serta berusaha mengubah sikap dan
tingkah laku itu.
3.
Roger dan D.Lawrence Kincaid menjelaskan komunikasi sebagai
suatu proses dimana dua orang ataw lebih membentuk ataw melakukan pertukaran
informasi dengan satu sama lain nya dan pada gilirannya akan tiba pada saling
pengertian yang mendalam.
4.
Duldt-Bettey yang dikutip Suryani mendefinisikan komunikasi
sebagai sebuah proses penyesuaian dan adaptasi yang dinamis antara dua orang
atau lebih dalam sebuah intiraksi tatap muka dan terjadi pertukaran ide, makna,
perasaan, dan perhatian.
2.2 Pengertian
Model Komunikasi
Model komunikasi adalah
gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan
antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya.
Menurut Sereno dan
Mortensen, model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang
dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Suatu model merepresentasikan secara
abstrak ciri-ciri penting dan menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu
dalam “dunia nyata”.
B. Aubrey Fisher
mengatakan, model adalah analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari
fenomena yang dijadikan model.
Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr. mengatakan bahwa
model membantu merumuskan suatu teori dan menyarankan hubungan.Oleh karena
hubungan antara model dengan teori begitu erat, model sering dicampur dengan
teori.
2.3 Model
Komunikasi Menurut
Sifatnya :
1. Komunikasi
satu arah
Diagram sederhana ini menggambarkan
komunikasi satu arah. Beberapa orang bersikap seakan – akan tidak perlu ada
respon terhadap apa yang mereka komunikasikan, tetapi yang difokuskan disini
adalah komunikasi dua arah dimana penerima pesan secara aktif terlibat di dalam
proses sehingga setiap orang memodifikasi pesansesuai dengan respon orang lain.
Meskipun demikian, komunikasi satu arahsangat sering terjadi, bahkan dalam
situasi tatap muka antara petugas kesehatan dan pasien.
Menurut Bradley dan Edinberg (1990)
memberikan alasan – alasan tentang mengapa petugas kesehatan menggunakan
komunikasi satu arah meskipun mereka percaya pada komunikasi dua arah :
1. Komunikator mengendalikan komunikasi satu arah.
2. Komunikasi satu arah bisa lebih mudah terjadi sambil
melakukan hal lain,misalnya membereskan tempat tidur.
3. Komunikasi dua arah dapat menyita waktu dari
aspek-aspek penting lain dari petugas kesehatan dan pasien.
2. Komunikasi
dua arah
Menurut Menzies-Lyth (1960) mempelajari
cara-cara di mana sistem sosial sebuah rumah sakit diatur sedemikian rupa untuk
melindungi stafnya dari beban stress ada kecemasanyang terlalu besar yang diakibatkan oleh
pekerjaan mereka. Ia memperhatikan bahwa salah satu dari cara – cara ini adalah
memutus – mutus hubungan petugas kesehatan/pasien dengan membagi beban kerja
total dari suatu ruangan kedalam
tugas –tugas kecil yang masing – masing ditugaskan ke petugas kesehatan yang
berbeda. Akibatnya, petugas kesehatan mempunyai kontak yang terbatas dengan
pasien. Dengan tambahan rangkaian umpan balik, diagram pertama sekarang menjadi
dua arah.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Model Komunikasi Stimulus - Respon [S-R]
3.1.1 Pengertian
Model S-R
Model
komunikasi S-R ini sebenarnya merupakan suatu singkatan dari model
stimulus-respon.Model ini adalah model komunikasi yang paling dasar dari segala
model komunikasi.Model ini merupakan model yang paling dasar dalam
ilmu komunikasi. Model ini menunjukan
komunikasi sebagai sebuah proses aksi reaksi. Model ini beranggapan bahwa
kata-kata verbal, tanda-tanda nonverbal, gambar-gambar, dan tindakan akan
merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Kita dapat
juga mengatakan bahwa proses ini merupakan perpindahan informasi ataupun
gagasan. Proses ini dapat berupa timbal balik dan mempunyai efek yang banyak.
Setiap efek dapat merubah perilaku dari komunikasi berikutnya.
Model ini mengabaikan komunikasi sebagai sebuah proses. Dengan
kata lain, komunikasi dianggap sebagai hal yang statis. Manusia dianggap
berprilaku karena kekuatan dari luar ( stimulus ), bukan berdasarkan kehendak,
keinginan, atau kemauan bebasnya.
Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologis, khususnya
beraliran behavioristik.Model ini menunjukkan bahwa komunikasi itu sebagai
suatu proses “aksi-reaksi” yang sangat sederhana. Model ini dapat juga di
katakan sebagai hubungan timbal balik atau merespon apa yang lawan kita
sampaikan. Hubungan tersebut dapat dalam bentuk isyarat nonverbal,
gambar-gambar, ataupun kontak fisik dan tindakan yang dapat merangsang
seseorang untuk merespon.
3.1.2 Fungsi Model Komunikasi
Gordon
Wiseman dan Larry Barker,
mengemukakan bahwa model kamunikasi mempunyai tiga fungsi :
a) Melukiskan proses komunikasi
b) Menunjukkan hubungan visual
c) Membantu dalam menemukan dan
memperbaiki kemacetan komunikasi
3.1.3
Contoh-contoh model S-R
1. Contoh Positif Model Komunikasi
S-R
Contoh dalam model ini adalah bila hati
kita sedang senang karena disapa oleh orang yang kita kagumi atau apa bila kita
baru mendapatkan sesuatu yang sangat menyenangkan pasti akan terbawa senang
walaupun sudah tidak pada situasi itu sehingga bila bicara dengan orang lain
pasti akan dengan ceria, sambil tersenyum dan menunjukan kalau kita sedang
senang.
Gb.1 model S-R (positif-positif)
a. Ketika ada seseorang yang kita suka
atau kagumi tersenyum kepada kita, lalu kita membalas senyumannya dan orang
tersebut lalu bertanya kepada kita “mau kemana?” lalu menjawab “mau ke kampus”.
Dan pada saat setelah ia pergi, anda merasa kegirangan sendiri lalu sepanjang
jalan tersenyum malu, dan ketika berpapasan dengan teman di jalan, lalu ia
bertanya “ kenapa kamu senyam-senyum sendiri? Hari ini, hari yang indah ya?”
lalu anda hanya merespon dengan senyum tanda mengiyakan dan belum dapat
melupakan kejadian sebelumnya.
b. apabila
ada seseorang yang memanggil nama anda sambil melambaikan tangannya pada anda,
anda akan membalasnya dengan sapaan dan melambaikan tangan anda pada orang tersebut.
c. ada
seseorang yang menepuk pundak anda sambil menyapa anda dengan kata “hai”, anda
juga akan membalasnya dengan kata “hai”.
2. Contoh Negatif Model Komunikasi
S-R
Pola S-R dapat pula berlangsung
negatifmisalnya orang yang sedang punya masalah dirumah atau dengan temannya
yang dianggap berat saat dikampus pasti menjadi pendiam dan berubah menjadi
sensitive, bila ada seseotang yang sedikit mengganggunya atau hanya berniatbercanda
pasti ia menanggapinya dengan negatif dan bisa saja jadi marah-marah tidak
jelas.
Gb.2 Model S-R (negative-negatif)
a. Orang pertama menatap orang kedua
dengan tajam, dan orang kedua balik menatap, menunduk malu, memanglingkan
wajah, atau membentak, “apa lihat-lihat! Nantang, ya!” atau, orang pertama
melotot dan orang kedua ketakutan.
b. Orang yang sedang
punya masalah dirumah atau dengan temannya yang dianggap berat saat dikampus
pasti menjadi pendiam dan berubah menjadi sensitive, bila ada seseorang yang
sedikit mengganggunya atau hanya berniatbercanda pasti ia menanggapinya dengan
negatif dan bisa saja jadi marah-marah tidak jelas.
c. Anda menyukai
seseorang, lalu anda melihat dan memperhatikan wajahnya sambil senyum-senyum.
Ternyata orang tersebut malah menutup wajahnya dengan buku atau malah teriak
“apa liat-liat, nantang ya?” lalu anda kecewa dan dalam pikiran anda merasa
cintanya bertepuk sebelah tangan dan anda ingin bunuh dia.
3.2 Model Komunikasi Menurut Aristoteles
Model komunikasi yang digunakan oleh Aristoteles pada
dasarnya adalah model komunikasi paling klasik, model ini disebut model retoris
(rhetorical model).Inti dari komunikasi ini adalah persuasi, yaitu
komunikasi yang terjadi ketika seorang pembicara menyampaikan pembicar aannya kepada khalayak dalam mengubah sikap
mereka.Ilmu retorika pada aw alnya dikembangkan di Yunani berkaitan dengan ilmu
tentang seni berbicara (Techne Rhetorike).
Dalam bukunya yang berbicara mengenai Rhetorica, Aristoteles berusaha
mengkaji mengenai ilmu komunikasi itu sendiri dan merumuskannya kedalam model
komunikasi verbal. Model komunikasi verbal dari Aristoteles ini merupakan model
komunikasi pertama dalam ilmu komunikasi. Ia juga menuliskan bahwa suatu komunikasi
akan berjalan apabila ada 3 unsur utama komunikasi yaitu pembicara (speaker),
pesan (message), dan pendengar.
Aristoteles memfokuskan komunikasi pada komunikasi
retoris atau yang lebih di kenal saat ini dengan komunikasi publik (public
speaking) atau pidato, sebab pada masa itu seni berpidato terutama persuasi
merupakan keterampilan penting yang dibutuhkan pada bidang hukum seperti
pengadilan, dan teori retorika berpusat pada pemikiran mengenai retorika
(mempersuasif).
Perlu
diingat bahwa model komunikasi ini semakin lama semakin berkembang, tapi selau
akan ada tiga aspek yang selalu sama dari masa ke masa, yaitu : sumber pengirim
pesan, pesan yang dikirimkan, dan penerima pesan.
3.2.1 Tradis Aristoteles
Ada 2 tradisi retorika,
yaitu :
- Kebenaran
haruslah logis, realistis dan rasional
- Kebenaran
itu absolut, tidak peduli apakah kebenaran ini punya nilai praktis.
Ada enam keistimewaan yang mencirikan tradisi ini:
- Keyakinan
bahwa berbicara membedakan manusia dari binatang.
- Ada
kepercayaan bahwa pidato publik yang disampaikan dalam forum demokrasi
adalah cara yang lebih efektif untuk memecahkan masalah politik.
- Retorika
merupakan sebuah strategi di mana seorang pembicara mencoba mempengaruhi audience
melalui pidato yang jelas-jelas bersifat persuasif. Public speaking
pada dasarnya merupakan komunikasi satu arah.
- Pelatihan
kecakapan pidato adalah dasar pendidikan kepemimpinan. Seorang pemimpin
harus mampu menciptakan argumen-argumen yang kuat lalu dengan lantang
menyuarakannya.
- Menekankan
pada kekuatan dan keindahan bahasa untuk menggerakkan orang banyak secara
emosional dan menggerakkan mereka untuk beraksi/bertindak. Pengertian
Retorika lebih merujuk kepada seni bicara daripada ilmu berbicara.
- Sampai
tahun 1800-an, perempuan tidak memiliki kesempatan untuk menyuarakan
haknya. Jadi retorika merupakan sebuah keistimewaan bagi pergerakan wanita
di Amerika yang memperjuangkan haknya untuk bisa berbicara di depan
publik.
3.2.2 Asumsi-asumsi Teori Aristoteles
Ada 2 asumsi yang terdapat teori aristoteles, yaitu :
- Public
speaker atau pembicara yang efektif perlu
mempertimbangkan khalayak mereka. Asumsi ini mengarah kepada konsep
analisis khalayak (audience analysis).
- Public
speaker atau pembicara yang efektif
menggunakan sejumlah bukti-bukti dalam presentasinya. Bukti-bukti yang
dimaksudkan ini merujuk pada cara-cara persuasi yaitu :
1. Ethos adalah
karakter, inteligensi dan niat baik yang dipersepsikan dari seorang
pembicara. Hal ini bisa di pelajari dan dibiasakan.
2. Logos
adalah bukti logis atau penggunaan argumen dan bukti, rasionalisasi
dan wacana yang di gunakan dalam sebuah pidato.
3. Pathos
adalah bukti emosional atau emosi yang dimunculkan dari para anggota khalayak.
3.2.3 Argumen Tiga Tingkat Aristoteles
Logos adalah salah satu dari tiga bukti yang menurut
Aristoteles menciptakan pesan yang lebih efektif. Berpegang pada bukti-bukti
logis ini merupakan sesuatu yang disebut silogisme (syllogism). Namun,
kemudian muncul istilah yang juga popular yaitu entimem (entymeme).
Silogisme adalah sekelompok proporsi yang berhubungan
satu sama lain dan menarik sebuah kesimpulan dari premis-premis mayor dan
minor. Silogisme sebenarnya merupakan sebuah argument deduktif yang merupakan
sekelompok pernyataan (premis) yang menuntun pada sekelompok pernyataan lainnya
(kesimpulan).
Entimem adalah silogisme yang didasarkan pada kemungkinan
(probability), tanda (sign) dan contoh (example), dan
berfungsi sebagai persuasi. Kemungkinan adalah pernyataan-pernyataan yang
secara umum benar tetapi masih membutuhkan pembuktian tambahan. Tanda adalah
pernyataan yang menjelaskan alasan bagi sebuah fakta. Contoh adalah
pernyataan-pernyataan baik yang faktual maupun yang diciptakan oleh pembicara.
Entimem dalam hal ini memungkinkan khalayak untuk mendeduksi kesimpulan dari
premis-premis yang atau dari pengalaman mereka sendiri. James McBurney,
mengingatkan bahwa entimem merupakan dasar dari semua wacana persuasive.
Karenanya entimem juga berhubungan dengan ethos dan pathos. Larry
Anhart, percaya akan adanya kesalingterhubungan antara entimem dan
bentuk-bentuk bukti ketika ia menyimpulkan bahwa kekuatan persuasif entimem
terletak didalam kemampuannya untuk menjadi logis dan etis.
3.2.4 Kanon Aristoteles
Kanon merupakan tuntunan atau prinsip-prinsip yang harus
diikuti oleh pembicara agar pidato persuasif dapat menjadi efektif, yaitu :
- Penemuan : Konstruksi/penyusunan dari suatu
argumen yang relevan dengan tujuan dari suatu pidato. Terdiri dari topik
dan civic space. Dengan menggunakan logika dan bukti dalam pidato
dapat membuat sebuah pidato menjadi lebih kuat dan persuasif. Topik adalah
bantuan terhadap yang merujuk pada argumen yang digunakan oleh
pembicara. Para pembicara juga bergantung pada civic space dimana
itulah kesempatan untuk membujuk orang lain.
- Pengaturan : Kemampuan pembicara untuk mengorganisasikan
pidatonya. Terdiri dari pengantar, batang tubuh dan kesimpulan,yaitu :
a) Pengantar
merupakan bagian dari strategi organisasi dalam suatu pidato yang cukup menarik
perhatian khalayak, menunjukkan hubungan topik dengan khalayak, dan
memberikan bahasan singkat mengenai tujuan pembicara.
b) Batang
tubuh merupakan bagian dari strategi organisasi dari pidato yang
mencakup argumen, contoh dan detail penting untuk menyampaikan suatu
pemikiran.
c) Kesimpulan
merupakan bagian dari strategi organisasi dalam pidato yang ditujukan untuk
merangkum poin-poin penting yang telah disampaikan pembicara dan untuk
menggugah emosi di dalam khalayak.
- Gaya : Penggunaan bahasa untuk menyampaikan ide
dalam cara tertentu. Biasanya bahasa yang di gunakan adalah majas
metafora.
- Penyampaian : Presentasi non verbal dari
ide-ide seorang pembicara. Penyampaian biasanya mencakup beberapa perilaku
seperti kontak mata, tanda vokal, ejaan, gerak tubuh, dll. Penyampaian
yang efektif mendukung kata-kata pembicara dan membantu mengurangi
ketegangan pembicara.
- Ingatan : Menyimpan penemuan, pengaturan
dan gaya di dalam benar si pembicara. Dengan ingatan, seseorang pembicara dapat
mengetahui apa saja yang akan dikatakan dan kapan mengatakannya, meredakan
ketegangan pembicara dan memungkinkan pembicara untuk merespons hal-hal
yang tidak terduga.
3.2.5 Kegunaan Aristoteles
Konrad
Lorenz pernah mengatakan :
“Apa yang diucapkan tidak berarti juga di dengar, apa
yang di dengar tidak berarti juga di mengerti, apa yang di mengerti tidak
berarti juga di setujui, apa yang di setujui tidak berarti juga di terima, apa
yang di terima tidak berarti juga di hayati dan apa yang di hayati tidak
berarti juga mengubah tingkah laku”
Model aristoteles penting supaya apa yang di ucapkan
dapat di dengar, apa yang di dengar dapat di setujui, apa yang disetujui dapat
di terima, apa yang diterima dapat di hayati dan apa yang di hayati dapat
mengubah tingkah laku.
3.2.6 Jenis Aristoteles
a.
Retorika forensik: keadaan ketika
para pembicara mendorong munculnya rasa bersalah atau tidak bersalah dari
khalayak. Pidato forensik atau juga disebut pidato Yudisial biasanya
ditemui dalam kerangka hukum. Retorika forensik berorientasi pada masa waktu
lampau.Contoh : bahasa
komunikasi saat di pengadilan
b.
Retorika epideiktik : wacana yang
berhubungan dengan pujian atau tuduhan Sering disebut juga pidato
seremonial. Pidato jenis ini disampaikan kepada publik dengan tujuan untuk
memuji, menghormati, menyalahkan dan mempermalukan. Pidato jenis ini berfokus
pada isu-isu sosial yang ada pada masa waktu sekarang.Contoh : bahasa komunikasi ketika memberikan pidato
seremonial
c.
Retorika deliberatif : saat
pembicara harus menentukan suatu tindakan yang harus diambil, sesuatu yang
harus atau tidak boleh di lakukan oleh khalayak. Pidato ini sering disebut juga
dengan pidato politis. Pidato deliberatif berorientasi pada masa waktu yang
akan datang.Contoh : bahasa komunikasi
saat berpidato politis.
3.2.7 Kelebihan Aristoteles
- Bila kita
hubungkan lagi dengan komunikasi pada zaman sekarang, model komunikasi
yang dikemukakan oleh Aristoteles merupakan model komunikasi yang cukup sederhana,
bahkan dapat di katakan terlalu sederhana jika dibandingkan dengan
model-model yang diberikan tokoh yang lain karena model ini tidak memuat
unsur-unsur lain yang telah dikenal dalam model komunikasi seperti saluran
umpan balik, efek dan kendala/gangguan komunikasi yang mungkin timbul,
dan lainnya.
- Meskipun demikian, model ini dapat membuat membuat orang bertanya-tanya, seperti apa itu pedoman
dalam berpidato misalnya unsur-unsur apa yang harus ada dalam pidato agar
persuasif bagi khalayak? Apakah bentuk susunan pidato tertentu lebih baik
dari bentuk lainnya? Apakah gaya bahasa dalam suatu pidato mempengaruhi
derajat persuasif?
- Pada dasarnya komunikasi yang diberikan oleh
Aristoteles telah banyak
memberikan kesempatan para pakar komunikasi lainnya
untuk menciptakan
model-model komunikasi baru. Yakni tetap mengandung 3 unsur yang sama
yakni sumber yang mengirimkan pesan, pesan yang dikirim dan penerima pesan tersebut. Yang pada intinya, model komunikasi dari
Aristoteles mendasari dan merupakan akar dari model komunikasi yang
lainnya.
- Dapat menimbulkan banyak pertanyaan yang dapat
menyempurnakan proses pembuatan teori komunikasi.
- Pengujian waktu
berjalan. Teori ini telah melalui rentang waktu 2000 tahun dengan poros
Aristoteles. Teori retorika mengenai emosi, logika dan kepercayaan ini
tidak dapat di abaikan begitu saja.
- Munculnya teori Heurisme yang dimana teori ini
telah mencakup beberapa sub-area dalam komunikasi. Seperti
ketakutan dalam berkomunikasi dan telah mendorong penelitian yang bersifat
empiris maupun praktis.
3.2.8 Kelemahan Aristoteles
- Salah satu kelemahan model ini adalah bahwa
komunikasi dianggap sebagai fenomena statis. Dimana hanya terdapat transfer pesan dari pembicara
ke pendengar saja. Misalnya, seorang pembicara sedang berbicara tentang sesuatu hal dan kemudian ia menyampaikan
pesan kepada para khalayak. Kemudian, khalayak
mendengarkan apa yang
menjadi pesan dari si pembicara. Tahap-tahap komunikasi dalam peristiwa
ini terjadi secara
berurutan
dimana itu terjadi
terus-menerus terjadi secara statis ketimbang terjadi secara simultan.
- Model komunikasi ini memunculkan persepsi yang salah bahwa kegiatan yang terstruktur yang selalu disengaja. Seperti, pembicara menyampaikan dan pendengar hanya mendengarkan tanpa di
jelaskan lebih jauh mengenai gangguan yang mungkin terjadi dalam proses penyampaian pesan, efek yang akan terjadi dan sebagainya.
- Di dalam
model komunikasi
yang diutarakan oleh Aristoteles ini tidak
membahas mengenai aspek-aspek non-verbal dalam persuasi yang berperan dalam proses komunikasi.
BAB IV
PENUTUP
3.2
Kesimpulan
Komunikasi adalah suatu pertukaran pikiran atau
keterangan dalam rangka menciptakan rasa saling mengerti serta saling percaya
demi terwujudnya hubungan yang baik antara seseorang dengan orang lainnya.model
komunikasi ada dua sifat,yaitu :
Sifat satu arah dan dua arah.Sifat satu arah
menggambarkan Beberapa orang bersikap seakan – akan tidak perlu ada respon
terhadap apa yang mereka komunikasikan.Tetapi yang difokuskan disini adalah
komunikasi dua arah dimana penerima pesan secara aktif terlibat di dalam proses
sehingga setiap orang memodifikasi pesan sesuai dengan respon orang lain. Dengan tambahan rangkaian umpan
balik, diagram pertama sekarang menjadi dua arah.
Model stimulus–respons (S-R) adalah model komunikasi
paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi behavioristik.Model
ini menunjukkan bahwa komunikasi itu sebagai suatu proses “aksi-reaksi” yang
sangat sederhana. Jadi model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat
nonverbal, gambar dan tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk
memberikan respon dengan cara tertentu. Pertukaran informasi ini bersifat
timbal balik dan mempunyai banyak efek dan setiap efek dapat mengubah tindakan
komunikasi
Model Aristoteles yaitu Model mengajukan 3 unsur komunukasi utama yang
disebut pembicara (speaker), pesan (message), dan pendengar (listener).
Selain itu terdapat unsur
lain yang disebut setting yaitu suasana lingkungan yang perlu diciptakan
agar komunikasi berlangsug efektif. Menurut Aristoteles, untuk berhasil dalam
komunikasi public, maka terdapat 3 unsur utama yang harus diperhatikan, yaitu ethos
(kredibilitas komunikator), logos (rutun logika argumentasi pesan
yang anda sampaikan), pathos (kemampuan memainkan emosi).
DAFTAR
PUSTAKA
Ismani, N. 2001.Etika
keperawatan. Jakarta: Widya Medika
Effendy,
onong uchjana. 1992. Spektrum Komunikasi.
Bandung: Mandar Maju.
Ellis,
R., Gates, R, dan Kenworthy, N. 2000. Komunikasi
Interpersonal dalam Keperawatan: Teori dan Praktik. Penerjemah: Susi Purwoko.
Jakarta: EGC
Fisher,B.
Aubrey. 1986. Teori-teori Komunikasi.
Penyunting: Jalaludin Rakhmat. Penerjemah: Soejono Trimo. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Muhammad,
Arni. 1995. Komunikasi Organisasi.
Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.
Priharjo,
R (1995). Pengantar etika keperawatan;
Yogyakarta: Kanisius.
(1995), Kode Etik Keperawatan di Indonesia,
PPNI, Jakarta
(1993), Standar Profesi Keperawatan, PPNI,
Jakarta
Michael Burgoon (1974), Appproaching Speech/
Communication. New York: Holt, Rinehart & Winston.
Mulyana Deddy
(2008), Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar. Jakarta : Remaja Rosdakarya.
ok tuh bahanny.. (y)
BalasHapus